cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia" : 10 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA TERHADAP PERAKARAN ANGGREK KELINCI (Dendrodium antennatum Lindl.) Agustriani R. Warpur; Inggrid N. Kailola
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume air kelapa yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman anggrek kelinci (Dendrodiium antennatum Lindl.) Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap yaitu empat perlakuan dengan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang akar dan jumlah akar, yang selanjutnya data hasil kemudian dianalisis dengan analisis ragam dan uji lanjutan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian air kelapa pada media perakaran anggrek kelinci (D. antennatum Lindl.). Air kelapa 300 ml merupakan volume terbaik bagi pertumbuhan panjang akar dan jumlah akar anggrek dengan panjang akar 9,8 mm dan jumlah akar sebanyak 16 helai. Perlakuan air kelapa pada media perakaran berpengaruh terhadap panjang dan jumlah akar dimana F hitung yang dihasilkan dari masing-masing parameter lebih besar nilainya dari F table pada α 0.05. Maka volume air kelapa yang paling efektif untuk pertumbuhan tanaman anggrek kelinci (D. antennatum Lindl.) ialah 300 ml.
POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA ALAM DANAU ANGGI GIDA Ronald Dowansiba; Yohanes Y. Rahawarin; Mahmud
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.75

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan objek dan daya tarik wisata danau Anggi Gida dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung wisata alam serta sikap dan persepsi masyarakat daerah terhadap pengembangan kawasan wisata danau Anggi Gida. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data secara observasi melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua danau yaitu danau Anggi Gida dengan luas 2.500 ha dan Anggi Giji dengan luas 1.800 ha. Secara fungsi, kawasan ini memiliki peran yang demikian penting dalam upaya pelestarain flora, fauna dan keberadaan komunitas masyararakat. Secara khusus kawasan tersebut ditumbuhi oleh vegetasi pinggiran danau yang khas, diantaranya yaitu pohon (Ficus sp.), pohon arwob (Dodonea fiscosa), alang-alang danau (Imperata cylindrica). Sebagian besar responden berpersepsi positif terhadap pengembangan ODTW danau Anggi Gida dengan persentase tertinggi sebesar 81,44%, sementara responden yang memilih netral sebesar 12,5% dan responden yang berpersepsi negatif (menolak) cukup kecil yaitu hanya sebesar 6,06%.
POTENSI TUMBUHAN BERKAYU GETAH MERAH PADA KAWASAN HUTAN BEMBAB KABUPATEN MANOKWARI SELATAN Fransisca Patoding; Rusdi Angrianto; Hans F. Z. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.78

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi dan keragaman jenis tumbuhan bergetah merah di kawasan hutan Bembab Kabupaten Manokwari Selatan dengan menggunakan metode deskriptif dengan kegiatan survey dan pengambilan data lapangan sesuai desain plot pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis dari 7 genus dan 3 famili tumbuhan penghasil getah merah di kawasan hutan Bembab. Total kerapatan tumbuhan getah merah untuk semua fase pertumbuhan mencapai 5.038 individu per hektarnya dengan rata-rata kerapatan individu per hektarnya sebesar 336. Secara rinci, kerapatan jenis tumbuhan penghasil getah merah berkisar dari tingkat kerapatan tinggi hingga rendah sebagai berikut: Pometia coreace dengan 3117 individu, Intsia bijuga dengan 744 individu, Intsia palembanica dengan 385 individu, Pometia pinnata dengan 276 individu, Incarpus fagifer dengan 151 individu, Myristica fatua dengan 107 individu, Myristica subumbrans dengan 98 individu, Pterocarpus indicus dengan 72 individu, Gymnacranthera farquhariana dengan 28 individu, Horsfildia sylvestris dengan 25 individu, Myristica subargantea dengan 17 individu, Horsfieldia iryana and Horsfieldia parviflora dengan 4 individu, dan juga Horsfieldia irya dengan hanya 1 individu.
PENGELOLAAN KAWASAN LAHAN BASAH SEBAGAI HABITAT BURUNG MIGRAN DI TAMAN NASIONAL WASUR Damianus V.S. Woghomugu; Hermanus Warmetan
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.80

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peran penting kawasan hutan lahan basah dan deskripsi pengelolaan kawasan lahan basah sebagai habitat burung migran di kawasan Taaman Nasional Wasur. Metode yang digunakan yakni deskriptif dengan menggunakan kumpulan data-set dan kompilasi referensi-referensi terkait sebagai komparasi dalam penataan dan pengelolaan TNW sebagai kawasan alternatif migrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan lahan basah TNW memiliki keunikan dengan ciri iklim serta pola cuaca yang tidak tetap sepanjang tahun. Kekhasan keanekaragaman di kawasan TNW dipengaruhi oleh tipe hutan, daerah keterisolasian spesies, daya segmentasi kawasan, sehingga membentuk satuan habitat unik. Tercatat tipe ekosistem dominan masih didominasi ekosistem basah, dengan tipe daerah rawa. Jenis kelompok vegetasi utama yang dijumpai yaitu dari kelompok Melaluca dengan jenis: Melaleuca spp., Lophostemon lactifluus, Xanthostemon sp., Acacia leptocarpa, Salsar, Asterom. Selain itu jenis vegetasi hutan savana yang dominan di temukan yakni: Lophostemon lactifluus, Banksia dentata, Asteromyrtus symphiocarpa. Keterlibatan masyarakat dalam upaya pengelolaan kawasan telah dilakukan dan memberikan manfaat nyata. Tercatat setiap tahun terjadi mingrasi burung sebagai jalur alternatif persinggahan terutama antar benua ketika perubahan musim tahunan terjadi.
PENILAIAN POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA TELUK MIOKA DAN ALTERNATIF PENGELOLAANNYA DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN Hermelina Novalin Taribaba; Matheus Beljai; Mariana H. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi objek dan daya tarik wisata alam guna menyusun alternatif pengelolaan potensi objek dan daya tarik wisata alam Teluk Mioka dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi lapang dan wawancara semi struktural. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi wisata Teluk Mioka memiliki potensi untuk dikembangkan dan berpeluang untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam karena memberi penawaran yang baik. Ada alternatif pengelolaan yang dipandang penting untuk dikembangkan sebagai wisata alam Teluk Mioka yaitu alternatif pengelolaan terhadap daya tarik, alternatif pengelolaan terhadap aksesbilitas dan sarana prasarana penunjang serta alternatif pengelolaan terhadap kondisi lingkungan lokasi wisata. Hasil perhitungan dari setiap kriteria seperti nilai kriteri dari daya tarik objek wisata dengan nilai 990, aksesbilitas nilai 625, sarana dan prasarana penunjang nilai 120 dan kondisi lingkungan lokasi wisata dengan 875. Nilai total kriteria Teluk Mioka adalah 2610 dan dikategorikan baik.
PENILAIAN POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA TELUK MIOKA DAN ALTERNATIF PENGELOLAANNYA DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN Hermelina Novalin Taribaba; Matheus Beljai; Mariana H. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi objek dan daya tarik wisata alam guna menyusun alternatif pengelolaan potensi objek dan daya tarik wisata alam Teluk Mioka dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi lapang dan wawancara semi struktural. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi wisata Teluk Mioka memiliki potensi untuk dikembangkan dan berpeluang untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam karena memberi penawaran yang baik. Ada alternatif pengelolaan yang dipandang penting untuk dikembangkan sebagai wisata alam Teluk Mioka yaitu alternatif pengelolaan terhadap daya tarik, alternatif pengelolaan terhadap aksesbilitas dan sarana prasarana penunjang serta alternatif pengelolaan terhadap kondisi lingkungan lokasi wisata. Hasil perhitungan dari setiap kriteria seperti nilai kriteri dari daya tarik objek wisata dengan nilai 990, aksesbilitas nilai 625, sarana dan prasarana penunjang nilai 120 dan kondisi lingkungan lokasi wisata dengan 875. Nilai total kriteria Teluk Mioka adalah 2610 dan dikategorikan baik.
KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
JENIS-JENIS INANG SEBAGAI INDIKATOR KEHADIRAN ANGGREK MACAN IRIAN (Gramatophyllum scriptum Blume.) PADA KAWASAN HUTAN DATARAN RENDAH TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA Melky Benyamin Panie; Antoni Ungirwalu; Jimmy F Wanma
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.169

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi anggrek macan irian (Gramatophyllum scriptum) dengan pohon inangnya serta untuk mengetahui habitat dari anggrek ini pada hutan dataran rendah Taman Wisata Alam Gunung Meja menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan sensus dengan cara menjelajah plot monitoring Biodiversitas TWA Gunung Meja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 148 jenis pohon dan hanya 2 jenis pohon yang berasosiasi dengan anggrek Grammatophyllum scriptum yaitu Pometia coreacea sebanyak 8 pohon dan Octomeles sumatrana sebanyak 1 pohon dengan diameter rata-rata pohon inang adalah 63,78 cm dan tinggi rata-rata 38,11 m. Tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Pometia coreacea adalah sangat erat dan tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Octomeles sumatrana adalah tidak erat. Matoa (Pometia coreacea) dapat digunakan sebagai bioindikator kehadiran anggrek Grammatophyllum scriptum di hutan alam.
JENIS-JENIS INANG SEBAGAI INDIKATOR KEHADIRAN ANGGREK MACAN IRIAN (Gramatophyllum scriptum Blume.) PADA KAWASAN HUTAN DATARAN RENDAH TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA Melky Benyamin Panie; Antoni Ungirwalu; Jimmy F Wanma
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.169

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi anggrek macan irian (Gramatophyllum scriptum) dengan pohon inangnya serta untuk mengetahui habitat dari anggrek ini pada hutan dataran rendah Taman Wisata Alam Gunung Meja menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan sensus dengan cara menjelajah plot monitoring Biodiversitas TWA Gunung Meja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 148 jenis pohon dan hanya 2 jenis pohon yang berasosiasi dengan anggrek Grammatophyllum scriptum yaitu Pometia coreacea sebanyak 8 pohon dan Octomeles sumatrana sebanyak 1 pohon dengan diameter rata-rata pohon inang adalah 63,78 cm dan tinggi rata-rata 38,11 m. Tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Pometia coreacea adalah sangat erat dan tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Octomeles sumatrana adalah tidak erat. Matoa (Pometia coreacea) dapat digunakan sebagai bioindikator kehadiran anggrek Grammatophyllum scriptum di hutan alam.

Page 1 of 1 | Total Record : 10